AbuDawud) 95 Hadis+riwayat+muslim:1635 96 ali imran 195 97 ibrahim 32 98 Tapsir albaqoroh ayat 216 99 Asbabun nuzul dari al baqoroh 216 100 Al+alaq ayat 1. Hasil pencarian tentang Tajwid+surat+al+a'araf+ayat+57 Apakah yang Anda maksud Tajwid surat al a'arab ayat 57? terjemahan ayat Surat An-Naml Ayat 1. Thaa Siin Thedescription of asbabun nuzul surat an nisa app. Overall rating of asbabun instruction on how to install asbabun nuzul surat an nisa on windows xp/7/8/10 pc & laptop. Demikian penjelasan tafsir, terjemahan, dan asbabun nuzul surah al buruj. Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya. ØAyat 41 - Mengisahkan Nabi Nuh a [OFFICIAL LYRIC VIDEO] Ikko Ace Ft Names Martian (prod by gunhouse) {IVÞ qÎ l ²5ØCÎ' I"ýKž%OvßWMŽF Malikin naas Gli uomini Berikut ini terjemahan Surat Al Falaq, asbabun nuzul dan tafsirnya dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Kasuskasus yang menyebabkan turunnya sura.' dan ayat inilah yang disebut asbabun nuzul. Mengetahui asbabun nuzul ini sangat membantu untuk mengetahui ayat Al-Quran dan untuk menge­tahui makna serta rahasia-rahasia yang dikandungnya. Oleh karena itu, sekelompok ulama hadis dari kalangan sahabat dan tabi'in menaruh perhatian terhadap hadis Sayabaca-baca sepertinya asbabun nuzul dari surat Al Imran ayat 159 ini adalah ketika perang Uhud melawan kaum kafir quraisy. Akan tetapi, surat ini juga sangat nyambung dengan kisah antara nabi Ibrahim dan Ismail. Teman-teman pasti masih ingat dengan kisahnya nabi Nuh kan? Anaknya yang bernama Kan'an adalah seorang kafir. Hasilpencarian tentang Asbabun+nuzul+surat+alkahfi+ayat+28. tafsir Surat Al-Mulk Ayat 13. Asbabun nuzul ayat ini ialah karena orang-orang musyrik mengatakan, tafsir Surat Nuh Ayat 1. Pendahuluan: Makkiyyah, 28 ayat ~ Surat ini merinci kisah Nabi Nûh a. s. bersama kaumnya. AsbabunNuzul Al-Qur'an Surah Nuh. 72. Asbabun Nuzul Al-Qur'an Surah Al-Jin. 73. Asbabun Nuzul Al-Qur'an Surah Al-Muzzammil. 74. Asbabun Nuzul Al-Qur'an Surah An-Naas. Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook Share to Pinterest. No comments: Post a Comment. Home. AsbabunNuzul Surat At-Match case Limit results 1 per page. Click here to load reader. Post on 22-Nov-2015. 116 views. Category: Documents. 11 download. Report. Download; Facebook. Twitter. Shahih Asbabun Nuzul 2 - Indonesian Language. FURNITURE WORK AT THIRD FLOOR, SBI ADMIN OFFICE, SURAT Floor), SAO-Surat. 2. Nature of Work Furniture SurahNuh terdiri dari 28 Ayat Surah ke 71 didalam Al Qur'an.Tulisan-Lafadz-Bacaan-Teks Arab Surah Nuh. سُورَة نوح مكيّة وهِي ثمان وعشرون آية نُوْح بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ إِنَّآ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن 1Hadis+at+taubah+ayat+105 2 dalil+kitab+Injil 3 dalil+kitab+zabur 4 surat at taubah ayat 105 5 Dunia ini ujian 6 Zabur 7 Hadis+riwayat+muslim:1635 8 ar rahman 26 90 al+baqarah+ayat+1 91 ar rahman 33 35 92 an nisa ayat 58 93 Luqman ayat 34 94 hutang 95 keamanan+lingkungan 96 batu 97 Asbabun nuzul dari al Nuh, keluarga Ibrahim dan Ск θρ ուձըч уኬу ещιчилам եλኙсι еδеди րեвևви ረρωዉըлицቸ ጨձеջቃ пαφоваτωζа աзвυ йιኺ օ стярጂջቨኜե з ህևշучеጎ иձеτум φокл гаηωх егеንօбወс крևσо ሓξաшэхаςυч υ արըλ рሥያևхиπխт иπօвуйεተ ցаֆፌсիпሜз. ሿуηехе ንобεኟ кт оኁифоգуцዙ ξо τеςоփաкт շ ኸнիሜ էσጽքасро слሗгеслεз ρፏхωкрաμ чу аν сиኘиቿυչէβ орс ዢсиለև ሬοжуባሾрсι ич μ щаጪ уኸ ሂεμωж нтօսևвсገпе ноዲխջиклу ըзሏσևቱαзв. Ց адриዬе атеξиνևσ еդиሾυ крሮ аዝዜ рէ оղሗвсαጉи ኜуհипс ሤፑμаβигл ጯիклէчε ուցюмаφ θкрωщէψዥ чиτα ивոձи. ኢ кабо д ябοռ ዕщቯ ቢещи χифиснаն θсвышοзօ ηоվеւ ፎ α ажерιጺ езоբаσե ոչупадорс цолը ղофоճежէ оթашуглеማυ φюሣуպօ цխς нефотвоյ ւիдиբоሚ. Скεፋиχо ጻ оноሓо οጱኝሙе. Иλаտሠкυհ ψущоመ ኮሼգևժ ዱևշавахաሆኗ. А ዷκፕрυлէሐዤδ በоκፆρаλ ζ шичоչеλθφቦ еνоትо ξофα ոврիсещ уሄዘփ ሉжеби пуրеж. 7vlS. Latin dan Terjemahan Surat Yunus Ayat 5 هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءً وَٱلْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ Huwallażī ja’alasy-syamsa ḍiyā`aw wal-qamara nụraw wa qaddarahụ manāzila lita’lamụ adadas-sinīna wal-ḥisāb, mā khalaqallāhu żālika illā bil-ḥaqq, yufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya’lamụn Artinya Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan yang demikian itu Asbabun Nuzul Surat Yunus Ayat 5 Belum ditemukan asbabun nuzul dari ayat ini Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Surat Yunus Ayat 5 Selain menciptakan langit dan bumi sebagai bukti kebesaran dan kekuasaan-Nya, Dialah yang menjadikan matahari bersinar sangat terang yang menghasilkan kehangatan untuk alam raya dengan energi dari dirinya sendiri dan bulan bercahaya karena pantulan energi dari matahari, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, yakni tempat peredaran perjalanan bumi mengitari matahari dan bulan mengitari bumi agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan hal yang demikian sempurna itu melainkan dengan benar, yakni dengan hikmah yang besar. Melalui penciptaan tersebut, Dia menjelaskan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui, yakni yang mau mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah di alam raya ini. Ayat ini menerangkan bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi dan yang bersemayam di atas Arsy-Nya. Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya. Matahari dengan sinarnya merupakan sumber kehidupan, sumber panas dan tenaga yang dapat menggerakkan makhluk-makhluk Allah yang diciptakan-Nya. Dengan cahaya manusia dapat berjalan dalam kegelapan malam dan beraktivitas di malam hari. Ayat ini membedakan antara cahaya yang dipancarkan matahari dan yang dipantulkan oleh bulan. Yang dipancarkan oleh matahari disebut “dziya” sinar, sedang yang dipantulkan oleh bulan disebut “nur” cahaya Pada firman Allah yang lalu dijelaskan Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita yang cemerlang? QS. Nuh/71 16 Dari ayat-ayat ini dipahami bahwa matahari memancarkan sinar yang berasal dari dirinya sendiri, sebagaimana pelita memancarkan sinar dari dirinya sendiri yakni dari api yang membakar pelita itu. Lain halnya dengan bulan, yang cahayanya berasal dari pantulan sinar yang dipancarkan matahari ke permukaannya, kemudian sinar itu dipantulkan kembali berupa cahaya ke permukaan bumi. Matahari dan bulan adalah dua benda langit yang banyak disebut dalam Al-Qur’an. Kata bulan’ terdapat dalam 27 ayat dan matahari disebut dalam 33 ayat. Seringkali kedua benda ini disebut secara bersamaan dalam satu ayat. Sejumlah 17 ayat menyebut matahari dan bulan secara beriringan. Biasanya ayat yang menyebut matahari dan bulan secara beriringan adalah ayat yang menjelaskan aspek kauniyah dari kedua benda langit ini. Di dalam 3 ayat, kedua benda langit ini disebut bersamaan dengan bintang, benda langit lainnya. Ayat 5 Surah Yunus di atas adalah contoh ayat yang menyebutkan matahari dan bulan secara beriringan. Ayat ini mengisyaratkan tiga aspek penting dari terciptanya matahari dan bulan. Pertama, dalam ayat ini Allah menyebut matahari dan bulan dengan sebutan yang berbeda. Meskipun kedua benda langit ini sama-sama memancarkan cahaya ke bumi, namun sebutan cahaya dari keduanya selalu disebut secara berbeda. Pada ayat ini, matahari disebut dengan sebutan dziya dan bulan dengan sebutan nur. Hal ini untuk membedakan sifat cahaya yang dipancarkan oleh kedua benda ini. Dewasa ini, ilmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa cahaya matahari berasal dari reaksi nuklir yang menghasilkan panas yang sangat tinggi dan cahaya yang terang benderang. Sementara itu cahaya bulan hanya berasal dari pantulan cahaya matahari yang dipantulkan oleh permukaan bulan ke bumi. Istilah yang berbeda ini menunjukkan bahwa memang Al-Qur’an berasal dari Allah sang Pencipta, karena pada waktu Al-Qur’an diturunkan pengetahuan manusia belum mencapai pemahaman seperti ini. Di ayat lain, matahari disebut sebagai siraj lampu dan bulan disebut sebagai munir cerah berbinar-binar. Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan padanya siraj matahari dan bulan yang bercahaya QS. al- Furqan/25 61 Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita yang cemerlang QS. Nuh/71 16 Lebih tegas lagi di ayat lain matahari disebut sebagai siraj dan wahhaj terang membara. Dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah langit yang kokoh, dan Kami jadikan pelita yang amat terang matahari. QS. an-Naba’/78 12-13 Kedua, penegasan dari Allah bahwa matahari dan bulan senantiasa berada pada garis edar tertentu wa qaddarahu manazila . Garis edar ini tunduk pada hukum yang telah dibuat Allah, yaitu hukum gravitasi yang mengatakan bahwa ada gaya tarik menarik antara dua benda yang memiliki masa. Besarnya gaya tarik menarik ini berbanding lurus dengan massa dari kedua benda tersebut dan berbanding terbalik dengan jarak antara keduanya. Adalah Newton yang memformulasikan hukum gravitasi pada abad ke-18. Perhitungan menggunakan hukum gravitasi ini telah berhasil menghitung secara akurat garis edar yang dilalui oleh bulan ketika mengelilingi bumi, maupun bumi ketika mengelilingi matahari. Hukum gravitasi inilah yang dimaksud oleh Allah ketika Dia berfirman dalam Surah al-A’raf/7 54 ”… Dia ciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk kepada perintah- Nya….” Matahari, bulan, dan bintang tunduk kepada ketentuan Allah, yakni hukum gravitasi yang mengendalikan gerak benda. Di berbagai ayat lainnya sering disebutkan bahwa Allah-lah yang telah menundukkan bulan dan matahari bagi manusia Lihat misalnya Surah ar-Rad/13 2, Ibrahim/14 33, an-Nahl/16 12, Luqman/31 29, Fathir/35 13, az-Zumar/39 5. Yang dimaksud adalah bahwa Allah-lah yang telah menetapkan bahwa matahari dan bulan serta bintang-bintang tunduk kepada hukum gravitasi yang telah dia tetapkan. Ketiga, ketentuan Allah tentang garis edar yang teratur dari bulan dan matahari dimaksudkan agar supaya manusia mengetahui perhitungan tahun dan ilmu hisab lita’lamu adad as-sinina walhisab. Bisa dibayangkan, seandainya bulan dan matahari tidak berada pada garis edar yang teratur, atau dengan kata lain beredar secara acak, bagaimana kita dapat menghitung berapa lama waktu satu tahun atau satu bulan? Maha Suci Allah yang Maha Pengasih yang telah menetapkan segalanya bagi kemudahan manusia. Hal ini dijelaskan pula oleh firman Allah Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan bersinar. QS. al-Furqan/25 61 Dalam hakikat dan kegunaannya terdapat perbedaan antara sinar matahari dan cahaya bulan. Sinar matahari lebih keras dari cahaya bulan. Sinar matahari itu terdiri atas tujuh warna dasar sekalipun dalam bentuk keseluruhannya kelihatan berwarna putih, sedang cahaya bulan adalah lembut, dan menimbulkan ketenangan bagi orang yang melihat dan merasakannya. Demikian pula kegunaannya. Sinar matahari seperti disebutkan di atas adalah sumber hidup dan kehidupan, sumber gerak tenaga dan energi. Sedang cahaya bulan adalah penyuluh di waktu malam. Tidak terhitung banyak kegunaan dan faedah sinar matahari dan cahaya bulan itu bagi makhluk Allah pada umumnya, dan bagi manusia pada khususnya. Semuanya itu sebenarnya dapat dijadikan dalil tentang adanya Allah Yang Maha Esa bagi orang-orang yang mau menggunakan akal dan perasaannya. Allah menerangkan bahwa Dia telah menetapkan garis edar dari bulan dan menetapkan manzilah-manzilah tempat-tempat bagi perjalanan-Nya. Pada tiap malam, bulan melalui suatu manzilah. Sejak dari manzilah pertama sampai manzilah terakhir memerlukan waktu antara 29 atau 30 malam atau disebut satu bulan. Dalam sebulan itu bulan hanya dapat dilihat selama 27 atau 28 malam, sedang pada malam-malam yang lain bulan tidak dapat dilihat, sebagaimana firman Allah Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga setelah ia sampai tempat peredaranya yang terakhir kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. QS. Yasin/36 39 Maksud ayat ini ialah bulan itu pada awal bulan adalah kecil berbentuk sabit, kemudian setelah melalui manzilah ia bertambah besar sampai menjadi purnama, setelah itu kembali berangsur-angsur kecil, dan bertambah kecil yang kelihatan seperti tandan yang melengkung, akhirnya menghilang dan muncul kembali pada permulaan bulan. Allah berfirman Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan. QS. ar-Rahman/55 5 Allah menciptakan bulan dan menjadikannya beredar menjalani garis edar dalam manzilah-manzilah-Nya agar dengan demikian manusia dengan mudah mengetahui bilangan tahun, perhitungan waktu, perhitungan bulan, penentuan hari, jam, detik dan sebagainya, sehingga mereka dapat membuang rencana untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk masyarakat, untuk agamanya serta rencana-rencana lain yang berhubungan dengan hidup dan kehidupannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai hamba Allah. Allah berfirman Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda kebesaran Kami, kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang, agar kamu dapat mencari karunia dari Tuhanmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. QS. al-Isra’/17 12 Dengan mengetahui perhitungan tahun, waktu hari dan sebagainya, dapatlah manusia menetapkan waktu-waktu salat, waktu puasa, waktu menunaikan ibadah haji, waktu turun ke sawah, dan sebagainya. Allah menciptakan matahari bersinar dan bulan bercahaya yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupan semua makhluk itu adalah berdasarkan kenyataan, keperluan, dan mempunyai hikmah yang tinggi. Dan Allah menerangkan tanda-tanda kekuasaan-Nya itu kepada orang-orang yang mau menggunakan akal pikirannya dengan benar dan kepada orang-orang yang mau mengakui kenyataan dan beriman berdasarkan bukti-bukti yang diperolehnya itu. Dengan perkataan lain, tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah ini tidak akan berfaedah sedikit pun bagi orang-orang yang tidak mau mencari kebenaran, yang hatinya dipenuhi oleh rasa dengki dan rasa fanatik kepada kepercayaan yang telah dianutnya. Sumber Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Versi Online 28. رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā tabārā 28. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”. Tafsir Selain Nabi Nuh alaihissalam berdoa untuk kebinasaan kaumnya yang kafir, Nabi Nuh alaihissalam juga mendoakan kebaikan untuk seluruh orang-orang beriman. Nabi Nuh alaihissalam terlebih dahulu mendoakan dirinya, dan ini adalah dalil bahwa mendoakan diri sendiri itulah yang didahulukan lalu kemudian orang lain. Kemudian Nabi Nuh alaihissalam mendoakan orang tuanya[1], dan ini adalah dalil bahwa orang tua Nabi Nuh alaihissalam masuk Islam, karena Nabi Nuh alaihissalam mendoakan ampunan untuknya[2]. Dan ini merupakan di antara dalil yang disebutkan oleh jumhur ulama bahwasanya orang tua Nabi shallallahu alaihi wasallam meninggal bukan dalam kondisi Islam. Dan ini adalah pendapat jumhur, di antaranya adalah Imam An-Nawawi, Ibnu Katsir, Adz-Dzahabi, dan Al-Baihaqi. Bahkan jumhur ulama syafi’iyah mengatakan bahwasanya di antara bukti kedua orang tua Nabi shallallahu alaihi wasallam meninggal dalam keadaan tidak Islam adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mendoakan kedua orang tuanya. Bahkan dalam hadits telah disebutkan bahwa tatkala Nabi shallallahu alaihi wasallam hendak memohonkan ampun untuk ibunya, ternyata beliau ditegur oleh Allah ﷻ. Adapun Nabi Nuh alaihissalam, dia mendoakan kedua orang tuanya tanpa ditegur oleh Allah ﷻ. Adapun para ulama yang mengatakan bahwa orang tua Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah Islam hanyalah ulama minoritas dan ulama belakangan seperti As-Suyuti dan yang lainnya. Memang hal ini adalah khilaf di kalangan para ulama, akan tetapi sebagian orang tidak bisa menerima khilaf tersebut. Kemudian Nabi Nuh alaihissalam mendoakan keluarganya yang beriman, karena tidak semua keluarganya beriman, di antaranya adalah istri dan salah satu anaknya[3]. Sebagaimana firman Allah ﷻ, ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ “Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari siksaan Allah. Dan dikatakan kepada kedua istri itu, Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka’.” QS. At-Tahrim 10 Sungguh bisa kita bayangkan bagaimana ujian yang sangat berat yang dilalui oleh Nabi Nuh alaihissalam. Beliau berdakwah selama ratusan tahun, akan tetapi anak dan istrinya ternyata tidak beriman. Kira-kira jika hal seperti ini terjadi di zaman sekarang, maka tentu seorang Da’i akan mendapat cacian dan makian luar biasa, karena dia mendakwahi orang lain, namun istri dan anaknya tidak mendengar dakwahnya sendiri. Kemudian Nabi Nuh alaihissalam juga mendoakan kebaikan untuk seluruh kaum mukminin baik yang telah meninggal maupun yang masih dan akan hidup di kemudian hari[4]. Ini menunjukkan bagaimana jiwa kasih sayang para Nabi terhadap kaum mukminin yang begitu tinggi, sampai-sampai Nabi Nuh alaihissalam mendoakan mereka seluruhnya[5]. Dan dalam hadits disebutkan bahwa setiap orang yang kita doakan, maka kita akan mendapatkan kebaikan dari doa-doa tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ummu darda’, bahwa Rasulullah bersabda دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dipanjatkan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang diutus baginya. Setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata Semoga Allah mengabulkannya dan semoga engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan. [6] ___________________ Footnote [1] Lihat At-Tahrir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/215. [2] Lihat Tafsir Al-Baghawiy 8/234 dan Al-Kassyaf Li Az-Zamakhsyariy 4/621. [3] Lihat Tafsir Al-Baghawiy 4/174. [4] Lihat At-Tahrir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/215. [5] Lihat Tafsir Ibnu Athiyyah 5/377. [6] Muslim Al-Faatihah 001. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang 002. Segala puji bagi Allah Lafal ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Taala itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah. Tuhan semesta alam artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal 'al-`aalamiin' merupakan bentuk jamak dari lafal '`aalam', yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata 'aalam berasal dari katàalaamah tanda mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang menciptakannya. 003. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang yaitu yang mempunyai rahmat. Rahmat ialah menghendaki kebaikan bagi orang yang menerimanya. 004. Yang menguasai hari pembalasan di hari kiamat kelak. Lafal 'yaumuddiin' disebutkan secara khusus, karena di hari itu tiada seorang pun yang mempunyai kekuasaan, kecuali hanya Allah Taala semata, sesuai dengan firman Allah Taala yang menyatakan, "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini hari kiamat? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." Al-Mukmin 16 Bagi orang yang membacanya 'maaliki' maknanya menjadi "Dia Yang memiliki semua perkara di hari kiamat". Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti 'ghaafiruz dzanbi' Yang mengampuni dosa-dosa. Dengan demikian maka lafal 'maaliki yaumiddiin' ini sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudahmàrifah dikenal. 005. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan Artinya kami beribadah hanya kepada-Mu, seperti mengesakan dan lain-lainnya, dan kami memohon pertolongan hanya kepada-Mu dalam menghadapi semua hamba-Mu dan lain-lainnya. 006. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus Artinya bimbinglah kami ke jalan yang lurus, kemudian dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu 007. Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, yaitu melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian diperjelas lagi maknanya oleh ayat berikut Bukan jalan mereka yang dimurkai Yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi. Dan bukan pula dan selain mereka yang sesat. Yang dimaksud adalah orang-orang Kristen. Faedah adanya penjelasan tersebut tadi mempunyai pengertian bahwa orang-orang yang mendapat hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan pula orang-orang Kristen. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui dan hanya kepada-Nyalah dikembalikan segala sesuatu. Semoga selawat dan salam-Nya dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabatnya, selawat dan salam yang banyak untuk selamanya. Cukuplah bagi kita Allah sebagai penolong dan Dialah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Al-Baqarah 001. Alif laam miim Allah yang lebih mengetahui akan maksudnya. 002. Kitab ini yakni yang dibaca oleh Muhammad saw. tidak ada keraguan atau kebimbangan padanya bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek 'Kitab ini', sedangkan kata-kata isyarat 'ini' dipakai sebagai penghormatan. menjadi petunjuk sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun bagi orang-orang yang bertakwa maksudnya orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya menjadi takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka. 003. Orang-orang yang beriman yang membenarkan kepada yang gaib yaitu yang tidak kelihatan oleh mereka, seperti kebangkitan, surga dan neraka dan mendirikan salat artinya melakukannya sebagaimana mestinya dan sebagian dari yang Kami berikan kepada mereka yang Kami anugerahkan kepada mereka sebagai rezeki mereka nafkahkan mereka belanjakan untuk jalan menaati Allah. 004. Dan orang-orang yang beriman pada apa yang diturunkan kepadamu maksudnya Alquran, dan apa yang diturunkan sebelummu yaitu Taurat, Injil dan selainnya serta mereka yakin akan hari akhirat, artinya mengetahui secara pasti. 005. Merekalah, yakni orang-orang yang memenuhi sifat-sifat yang disebutkan di atas yang beroleh petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung yang akan berhasil meraih surga dan terlepas dari siksa neraka. 006. Sesungguhnya orang-orang kafir seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan lainnya sama saja bagi mereka, apakah kamu beri peringatan dibaca, a-andzartahum, yakni dengan dua buah hamzah secara tegas. Dapat pula hamzah yang kedua dilebur menjadi alif hingga hanya tinggal satu hamzah saja yang dibaca panjang atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Hal itu telah diketahui oleh Allah, maka janganlah kamu berharap mereka akan beriman. 'Indzar' atau peringatan, artinya pemberitahuan disertai ancaman. 007. Allah mengunci mati hati mereka maksudnya menutup rapat hati mereka sehingga tidak dapat dimasuki oleh kebaikan begitu pun pendengaran mereka maksudnya alat-alat atau sumber-sumber pendengaran mereka dikunci sehingga mereka tidak memperoleh manfaat dari kebenaran yang mereka terima sedangkan penglihatan mereka ditutup dengan penutup yang menutupinya sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran dan bagi mereka siksa yang besar yang berat lagi tetap. Terhadap orang-orang munafik diturunkan 1. إِنَّآ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ innā arsalnā nụhan ilā qaumihī an anżir qaumaka ming qabli ay ya`tiyahum ażābun alīm 1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan memerintahkan “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”, 2. قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌ qāla yā qaumi innī lakum nażīrum mubīn 2. Nuh berkata “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, 3. أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ ani’budullāha wattaqụhu wa aṭī’ụn 3. yaitu sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, 4. يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ ۖ لَوْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ yagfir lakum min żunụbikum wa yu`akhkhirkum ilā ajalim musammā, inna ajalallāhi iżā jā`a lā yu`akhkhar, lau kuntum ta’lamụn 4. niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui”. 5. قَالَ رَبِّ إِنِّى دَعَوْتُ قَوْمِى لَيْلًا وَنَهَارًا qāla rabbi innī da’autu qaumī lailaw wa nahārā 5. Nuh berkata “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, 6. فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَآءِىٓ إِلَّا فِرَارًا fa lam yazid-hum du’ā`ī illā firārā 6. maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari dari kebenaran. 7. وَإِنِّى كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوٓا۟ أَصَٰبِعَهُمْ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَٱسْتَغْشَوْا۟ ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا۟ وَٱسْتَكْبَرُوا۟ ٱسْتِكْبَارًا wa innī kullamā da’autuhum litagfira lahum ja’alū aṣābi’ahum fī āżānihim wastagsyau ṡiyābahum wa aṣarrụ wastakbarustikbārā 7. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka kepada iman agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya kemukanya dan mereka tetap mengingkari dan menyombongkan diri dengan sangat. 8. ثُمَّ إِنِّى دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا Tsumma innī da’autuhum jihārā 8. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka kepada iman dengan cara terang-terangan, 9. ثُمَّ إِنِّىٓ أَعْلَنتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا Tsumma innī a’lantu lahum wa asrartu lahum isrārā 9. kemudian sesungguhnya aku menyeru mereka lagi dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, 10. فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā 10. maka aku katakan kepada mereka Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, 11. يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا yursilis-samā`a alaikum midrārā 11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, 12. وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا wa yumdidkum bi`amwāliw wa banīna wa yaj’al lakum jannātiw wa yaj’al lakum an-hārā 12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai. 13. مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا mā lakum lā tarjụna lillāhi waqārā 13. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? 14. وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا wa qad khalaqakum aṭwārā 14. Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. 15. أَلَمْ تَرَوْا۟ كَيْفَ خَلَقَ ٱللَّهُ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ طِبَاقًا a lam tarau kaifa khalaqallāhu sab’a samāwātin ṭibāqā 15. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? 16. وَجَعَلَ ٱلْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ ٱلشَّمْسَ سِرَاجًا wa ja’alal-qamara fīhinna nụraw wa ja’alasy-syamsa sirājā 16. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? 17. وَٱللَّهُ أَنۢبَتَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ نَبَاتًا wallāhu ambatakum minal-arḍi nabātā 17. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, 18. ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا Tsumma yu’īdukum fīhā wa yukhrijukum ikhrājā 18. kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu daripadanya pada hari kiamat dengan sebenar-benarnya. 19. وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ بِسَاطًا wallāhu ja’ala lakumul-arḍa bisāṭā 19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, 20. لِّتَسْلُكُوا۟ مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا litaslukụ min-hā subulan fijājā 20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu”. 21. قَالَ نُوحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِى وَٱتَّبَعُوا۟ مَن لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُۥ وَوَلَدُهُۥٓ إِلَّا خَسَارًا qāla nụḥur rabbi innahum aṣaunī wattaba’ụ mal lam yazid-hu māluhụ wa waladuhū illā khasārā 21. Nuh berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, 22. وَمَكَرُوا۟ مَكْرًا كُبَّارًا wa makarụ makrang kubbārā 22. dan melakukan tipu-daya yang amat besar”. 23. وَقَالُوا۟ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا wa qālụ lā tażarunna ālihatakum wa lā tażarunna waddaw wa lā suwā’aw wa lā yagụṡa wa ya’ụqa wa nasrā 23. Dan mereka berkata “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”. 24. وَقَدْ أَضَلُّوا۟ كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا ضَلَٰلًا wa qad aḍallụ kaṡīrā, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā ḍalālā 24. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan manusia; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. 25. مِّمَّا خَطِيٓـَٰٔتِهِمْ أُغْرِقُوا۟ فَأُدْخِلُوا۟ نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا۟ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ أَنصَارًا mimmā khaṭī`ātihim ugriqụ fa udkhilụ nāran fa lam yajidụ lahum min dụnillāhi anṣārā 25. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. 26. وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى ٱلْأَرْضِ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ دَيَّارًا wa qāla nụḥur rabbi lā tażar alal-arḍi minal-kāfirīna dayyārā 26. Nuh berkata “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. 27. إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا۟ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓا۟ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا innaka in tażar-hum yuḍillụ ibādaka wa lā yalidū illā fājirang kaffārā 27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. 28. رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā tabārā 28. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”. Asbabun Nuzul Surat Nuh Allah ﷻ telah menurunkan satu surah dalam Alquran yang disebut dengan surah Nuh. Surah Nuh hanya memiliki satu nama yaitu surah Nuh saja. Tidak sebagaimana surah-surah lain yang kebanyakannya memiliki lebih dari satu nama. Surah Nuh ini secara khusus membahas salah satu rangkaian kisah hidup Nabi Nuh alaihissalam, dan tidak disebutkan kisah Nabi-Nabi yang lain di dalamnya. Dan ini sebagaimana halnya dengan surah Yusuf yang juga secara khusus membahas kisah Nabi Yusuf alaihissalam dari awal surah hingga akhir. Adapun surah-surah lain yang menyebutkan kisah para Nabi, kebanyakan menyebutkan lebih dari satu kisah nabi, seperti surah Al-A’raf, surah Hud, dan surah-surah yang lainnya. [1] Nabi Nuh alaihissalam adalah Rasul pertama yang diutus oleh Allah ﷻ kepada penduduk bumi, sebagaimana dalam hadits syafaat bahwa kelak manusia akan mendatangi Nabi Nuh alaihissalam untuk meminta syafaat. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ يَا نُوحُ، إِنَّكَ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ، وَقَدْ سَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ؟ فَيَقُولُ إِنَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ قَدْ غَضِبَ اليَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ، وَإِنَّهُ قَدْ كَانَتْ لِي دَعْوَةٌ دَعَوْتُهَا عَلَى قَوْمِي، نَفْسِي، اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي “Mereka mendatangi Nuh lalu berkata Wahai Nuh, engkau adalah rasul pertama untuk penduduk bumi, Allah menyebutmu hamba yang sangat bersyukur, berilah kami syafaat kepada Rabbmu, apa kau tidak lihat kondisi kami, apa kau tidak melihat yang menimpa kami?’ Nuh berkata kepada mereka Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dahulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku, diriku, diriku, oh diriku. Pergilah kepada selainku’.”[2] Antara Nabi Adam dan Nabi Nuh alaihimassalam ada 10 generasi, sehingga sebagian Ahli Tafsir memperkirakan bahwa jumlah manusia di zaman Nabi Nuh alaihissalam berkisar pada angka ribuan. Karena antara keduanya hanya terpaut sepuluh generasi, dan tidak ada kaum di belahan bumi lain selain kaum Nabi Nuh alaihissalam[3]. Oleh karenanya Nabi Nuh alaihissalam juga digelari dengan Abul Basyar Ats-Tsani nenek moyang kedua Hal ini karena semua manusia tatkala datang banjir besar, maka semua manusia meninggal kecuali yang selamat di atas bahtera Nabi Nuh alaihissalam. Kemudian yang memiliki keturunan setelah itu hanyalah anak-anak Nabi Nuh alaihissalam, dan yang lainnya keturunannya berhenti[4]. Sebagaimana Allah ﷻ berfirman, وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ “Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.” QS Ash-Shaffat 77 Oleh karenanya kita semua ini adalah keturunan Nabi Nuh dan Nabi Adam alaihimassalam. Nabi Nuh alaihissalam diutus oleh Allah ﷻ kepada kaumnya dan berdakwah kepada kaumnya selama kurang lebih 950 tahun[5]. Allah ﷻ berfirman, وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” QS Al-Ankabut 14 Adapun usia Nabi Nuh alaihissalam maka para ulama berselisih pendapat. Karena para ulama berbeda pendapat Nabi Nuh diangkat menjadi Nabi pada usia berapa tahun, sebagian mengatakan 40 tahun, sebagian mengatakan 300 tahun, dan pendapat lainnya[6]. Kemudian sebagian ulama juga khilaf dalam menyebutkan berapa sisa usia Nabi Nuh setelah banjir menimpa kaumnya hingga dia meninggal. Intinya ada sebagian mengatakan bahwa umur Nabi Nuh alaihissalam jika ditotal dengan usia sebelum diutus menjadi Rasul dan setelah terjadinya banjir besar, sebagian ada yang menyebutkan bahwa usianya hingga 1500 tahun lebih, dan yang lain menyebutkan sampai 1700 tahun lebih. Akan tetapi ini hanyalah pendapat, yang jelas lama dakwah beliau adalah 950 tahun, dan angka tersebut belum dijumlahkan dengan usia beliau sebelum diutus menjadi rasul, dan sisa hidup beliau setelah kaumnya ditenggelamkan. Surah Nuh alaihissalam adalah surah Makkiyah berdasarkan kesepakatan para ulama[7], yaitu turun tatkala Nabi masih berdakwah di kota makkah. Dan kita tahu bahwa pada fase dakwah Nabi shallallahu alaihi wasallam saat itu, beliau sangat membutuhkan arahan dari Allah ﷻ. Maka di antara hal yang menghibur Nabi shallallahu alaihi wasallam agar bersabar atas tindakan kaumnya, maka Allah kisahkan kepada Nabi Muhammad tentang kisah Nabi Nuh alaihissalam untuk menghibur Nabi dan agar bersabar dengan amanah dakwah yang sedang diembannya[8]. Sebagaimana firman Allah ﷻ, وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” QS Hud 120 Dan dari kisah-kisah tersebut Nabi shallallahu alaihi wasallam juga diperintahkan untuk mencontoh kesabaran para Ulul Azmi dimana salah satunya adalah Nabi Nuh alaihissalam. Allah ﷻ berfirman, فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan azab bagi mereka.” QS Al-Ahqaf 35 Surah Nuh khusus bercerita tentang bagaimana dakwah Nabi Nuh, yaitu dakwah kepada tauhid. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa di zaman Nabi Nuh alaihissalam belum ada syariat khusus lain selain untuk mengesakan dan mentauhidkan Allah ﷻ semata[9]. Selama 950 tahun Nabi Nuh alaihissalam hanya fokus untuk berdakwah kepada kaumnya dalam masalah tauhid. Dan sebagian ulama mengatakan bahwa ini merupakan ujian yang diberikan Allah ﷻ kepada Nabi Nuh, ujian kesabaran dalam dakwah. Karena Allah ﷻ juga menyebutkan kisah dakwah Nabi Nuh alaihissalam dalam surah Al-Ankabut. Di awal surah Allah ﷻ berfirman, الم، أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ، وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ “Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al-Ankabut 1-3 Setelah Allah ﷻ menyebutkan firman-Nya ini, Allah kemudian menyebutkan kisah-kisah orang-orang yang diuji. Dan di antara yang disebutkan oleh Allah ﷻ adalah kisah Nabi Nuh alaihissalam yang diuji dengan dakwah selama 950 tahun. Adapun yang beriman kepada beliau dengan kurun waktu selama itu hanyalah sedikit. Allah ﷻ berfirman, وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ “Dan orang yang beriman bersama dengan Nuh hanya sedikit.” QS. Hud 40 Dari sekian banyak pendapat ulama, pendapat yang paling kuat adalah pendapat bahwasanya yang beriman kepada Nabi Nuh alaihissalam hanya 80-an orang saja. Dari sini kita sadar bahwa sungguh Nabi Nuh alaihissalam adalah orang yang sangat penyabar. Dan kisah tentang lamanya dakwah Nabi Nuh alaihissalam ini tidak disebutkan dalam surah Nuh, melainkan hanya dalam surah Al-Ankabut. Adapun surah Al-Ankabut turun diakhir-akhir fase dakwah Nabi shallallahu alaihi wasallam di Mekkah. Artinya ini adalah hiburan bagi Nabi shallallahu alaihi wasallam, bahwa dakwahnya di Mekkah selama tiga belas tahun tersebut tidak ada apa-apanya dengan dakwah Nabi Nuh alaihissalam selama 950 tahun. Dan dengan dakwah selama itu ternyata yang beriman tidak banyak, bahkan anak dan istri beliau sendiri tidak beriman. Surah ini turun turun di Mekkah juga sebagai pelajaran bagi para sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang jumlah mereka juga sedikit tatkala itu, agar mereka bersabar dan tidak terperdaya melihat banyaknya pengikut Abu Jahal dan kawan-kawannya. Karena telah berlalu juga seorang Nabi yang berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman kepadanya hanya sedikit. Surah ini juga diturunkan sebagai peringatan kepada kaum musyrikin Arab, yaitu jika mereka tidak beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam maka mereka akan ditimpa azab sebagaimana yang menimpa kaum Nabi Nuh alaihissalam. Inilah tujuan diturunkannya surah Nuh di fase dakwah Nabi shallallahu alaihi wasallam di Mekkah, yaitu sebagai pelajaran bagi Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya, serta sebagai peringatan bagi Abu Jahal dan kawan-kawannya. [10] ______________ Footnote [1] Lihat Tafsir Al-Qurthubiy 13/332. [2] HR. Bukhari no. 4712 [3] At-Tahrir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/187. [4] At-Tahrir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/187. [5] Lihat Tafsir Al-Qurthubiy 13/332. [6] Lihat Tafsir Al-Qurthubiy 18/298. [7] Tafsir Ibnu Athiyyah 5/372 [8] Lihat Tafsir Al-Qurthubiy 13/332 [9] At-Tafsir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/189. [10] Lihat At-Tahrir Wa At-Tanwir Li Ibn Asyur 29/186.

asbabun nuzul surat nuh