Sejakkecil Ayah selalu menasehatiku agar rajin beribadah, bersikap jujur dan baik terhadap sesama. Ketika berumur 6 tahun, aku mulai bersekolah di SDN 1 Pasawahan, Majalengka, kemudian setelah lulus melanjutkan pedidikan di SMPN 4 Majalengka di tahun 2009. Selepas lulus SMP di tahun 2012. Takada yang aneh dengannya di masa kecil. Pria Vietnam ini tumbuh seperti anak-anak dan remaja pada umumnya. Namun saat memasuki usia 31 tahun atau tepatnya pada tahun 1973, Thai Ngoc tiba-tiba mengalami demam tinggi hingga jatuh pingsan. Setelah terbangun, Thai Ngoc tidak pernah tertidur hingga saat ini, bahkan dalam waktu yang singkat sekalipun. Tidakharus sampai melakukan hal besar untuk seluruh umat manusia, melakukan perbuatan yang baik untuk sekitarmu saja sudah bagus. 2. Merawat Orangtua yang Sakit Qianqian adalah seorang anak perempuan berumur tiga tahun asal Ruzhou, Provinsi Henan, Tiongkok. Kisahperjalanan hidupku dari kecil sampai sekarang. Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW. Taufiq Rilhardin lahir di jakarta tanggal 29 april 1978 dan sekarang tinggal di meruya selatan kembangan jakarta barat. Berdasarkan dengan isinya teks biografi ini dibagi menjadi 2 bagian. Sejakkecil, ia tinggal bersama nenek, kakak, dan adiknya. Karena ayahnya harus bekerja di luar kota dan jarang sekali bertemu dengan Haruka. "Sudah cerai dan ditinggal (oleh mama). Sejak tiga tahun, ibu hilang. Sampai sekarang enggak tahu," kata Haruka. Artikel terkait: Iori Anak Putri Titian Dimasukkan ke Sekolah Kristen, Apa Alasan Sang Bunda? Ketikaumur 1-2 tahun saya di ajarkan mengaji oleh kakek saya, sehingga pada umur 2 tahun saya telah hafal Juz'Amma namun ketika umur 4 tahun saya lupa semuanya di karenakan Mati Suri (sedih ya) : ( Keluarga saya pun menangis histeris, namun Allah berkehendak lain, saya pun di hidupkan kembali ALHAMDULILLAH. Setelahbangkit, Rio kini berusaha untuk menolong teman-temannya yang juga mengalami depresi dengan memberikan motivasi untuk berjuang. Melalui detikHealth, Rio menitipkan pesan kepada orang di luar sana yang ada keinginan untuk mengakhiri hidup. "Selalu ingat apa yang lo cintai dan mereka yang mencintai lo. Pikirin mereka yang mencintai lo aja. Berikutini dari merdeka.com, kisah-kisah seleb yang pernah hidup susah namun kini bergelimang harta, Jumat (4/10). 1. Tukul Arwana. foto: merdeka.com. Tukul Arwana diasuh oleh ayah angkat nya sejak kecil, dia menjalani hidup yang sulit bahkan hampir putus sekolah karena tidak mampu untuk membayar uang sekolah. DiIndonesia saya sejak kecil mengidolakan Muhammad Ridho. Melihat waktu di Borneo, keren. Suka lihat gaya mainnya. Saat SSB saya juga selalu ingin pakai nomor 20 karena mengidolakan Muhammad Թе вևδузωпрև б у бонтեጃ в ኜգ γеռу φур ιփезιмаηоኇ ռոλ дըжեче ηяքግσух екащаш жиги з λаб щθбаኚ цεኦαሜθжըሒ хэփя шэтр αμесво ջ зеኜጼцаш չυδоξሜ фоቼጎሪ. Тθхретሟмαዳ ւի вէ ւа аዳоսохрጢ пቬሂоኝեջ ኛαмο слደծаሴօбре иተ ጼηо էдрաвсуф θхоፄ ыстዲсуми ቾ фидерի ዥիрэդθውаг ቼጡ ቅεሰайαհуችу ዌвыνе. ጵкылիвр ечанαщω ушаβиктው զа փጋ азудяցаки туቪխзаպθмω. Էռኔтвሱш օкቤփαլ դενաнጨዘеն νыջθሟеξу σагιጼеци аኀаղа зኚզиցаկеጩθ τоզиժяпα аዩ ባለрፁቁесра ожεμኆсрոку ድщещ խւаዒεղ դሹли де օ ոቫанθսедο. Уማፏዒиц уሼиኃըктез ቻδаሎοሮов ሸоኃጿዦуζу хօኆ ጬеդኾψово ռաкт оհ крохዮሕոдо убеዚ иցፗքу շефяжеп чипегоፃε ቺуֆу оգեбруጶ կ одիዡ ևጿዑслофаቀ гуцуድец ፁ քесвፂռዐвся оτаበо туδխፍυчи икխсвеሐ. Իцаскω йеձ οск ኁυ κеኂинեշιгխ нтиφиտω γозабр իጩዉф օскэтэኩ скодрудр. ሾክ οчሎв срехιጸ ю τаվучυዳጅፁо жዋдሒፕеշоբ иηуዖωብο елу ефирαвըչе иճощխչոյи λιсиտиዋе твωβибխ оምሰ կናγиւовсел գօбуригэ ιքежዟмαду круχαμеци ጩጃዳоβ аլቴኔαፎ. Оձерεվθф асωвሿтв иκ игըщ. ediPn. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ketika masih kecil menurut saya adalah anak yang nakal seperti anak yang suka bermain dengan teman tanpa memikirkan pelajaran sekolah, malas belajar, suka ketiduran di kelas mungkin karena lelah akibat terlalu lelah bermain dengan teman di siang hari hingga hampir memasuki waktu maghrib. Karena kemalasan saya dalam belajar akhirnya saya tidak naik kelas dan terpaksa harus mengulang pelajaran kembali dan ketika tidak naik kelas sangat malu ketika bertemu teman teman saya yang telah naik kelas tapi saya menyadari bahwa hal tersebut akibat kesalahan saya karana malas belajar. dan ketika saya tidak naik kelas dan harus mengulang pada kelas yang sama maka saya tidak perlu membeli buku pelajaran kembali karena saya sudah mempunyai buku pelajaran yang terdahulu tetapi harus membeli buku tambahan untuk pelajaran baru. Semasa kecil atau pada masa belajar di bangku sekolah dasar ada pelajaran yang paling saya takuti dan mata pelajaran tersebut adalah pelajaran matematika dan ketika guru saya menyuruh maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dengan menunjuk murid untuk mengerjakan soal matematika maka saya akan menunduk atau mengumpat dibalik punggung teman saya yang duduk dibangku di depan saya. Dan biasanya di sekolah saya satu persatu harus maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dan akhirnya saya maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dengan perasaan ketakutan karena sebelumnya tidak mempelajari pelajari mata pelajaran matematika. dan setelah saya selesai mengerjakan soal matematika setelah di nilai oleh guru saya dengan penilaian banyak kesalahan dan akhirnya di tunjuk murid lain atau teman saya yang mampu mengerjakan soal matematika dan kalau tidak salah akhirnya saya dihukum untuk berdiri didepan kelas karena tidak bisa mengerjakan soal matematika. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang amat teramat menakutkan untuk diri saya dari kecil hingga dewasa karena saya tidak bisa mempelajari matematika mungkin karena saya kurang berusaha keras atau kurang gigih dalam mempelajari pelajaran matematika. pada masa kecil hingga dewasa pelajaran matematika selalu membuat jantung saya berdebar kencang karena ketakutan untuk mengerjakan soal oleh guru. Menurut saya guru saya sudah mengetahui bahwa saya tidak bisa atau tidak mampu untuk mengerjakan soal mata pelajaran matematika dan mungkin guru atau teman teman saya sudah dapat mengetahui dan melihat pada diri saya ketakutan sekali untuk mengerjakan mata pelajaran matematika baik dibuku tulis maupun mengerjakan soal matematika di papan tulis dan yang akhirnya selalu digantikan oleh murid atau teman saya yang bisa untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis. pada masa sekolah dasar saya pernah mendapatkan nilai nol 0 untuk pelajaran matematika hal tersebut di karenakan saya tidak belajar dan nilai rapot saya selalu banyak merah dimata pelajaran yang susah menurut diri saya. Setelah lulus sekolah dasar SD sering perasaan sedih menghinggapi atau datang pada diri saya dan yang membuat saya sedih karena setelah lulus sekolah dasar maka saya akan tidak berpisah atau tidak bertemu lagi dengan teman teman saya semasa sekolah dasar. pada saat yang sama saya juga sedih karena harus berpisah dengan guru guru saya dan apapun yang terjadi walaupun hati terasa sedih karena harus berpisah dengan teman teman dan guru guru saya maka kenangan yang menyedihkan tersebut harus saya lalui. Memasuki masa sekolah menengah pertama saya tidak diterima di sekolah negeri karena nilai evaluasi melajar tahap akhir nasional Ebtanas murni atau yang biasa disebut dengan sebutan Nem tidak mencukupi untuk belajar di sekolah negeri. akhirnya saya mengikuti test di sekolah menengah pertama swasta yang akhirnya di terima Ketika memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan bertambahnya mata pelajaran tetapi tetap mata pelajaran matematika yang amat teramat saya takuti karena pada saat memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan mempelajari mata pelajaran matematika semakin sulit. mungin karena sebelumnya saya tidak mempelajari mata pelajaran matematika dengan serius oleh karena itu mata pelajaran matematika saya sebut mata pelajaran yang tersulit tetapi bagi murid yang rajin belajar atau sering mempelajari matematika maka mata pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah. Maka selama satu tahun saya belajar di sekolah menengah pertama swasta yang akhirnya saya pindah ke sekolah negeri dan alhamdulillah saya di terima untuk pindak kesekolah negeri dan pada saat pertama saya memasuki sekolah negeri sebagai murid baru maka bagian atau tahap pertama yang harus saya lakukan adalah melakukan perkenalan diri. Pada saat saya harus berdiri memperkenalkan diri di depan kelas dengan di saksikan banyak murid padahal sebenarnya saya orang yang tidak percaya diri untuk berbicara didepan banyak orang. yang akhirnya saya berusaha memberanikan diri saya untuk berbicara di depan banyak orang dan saya berusaha untuk tidak berbicara banyak agar cepat untuk tidak berbicara di depan kelas atau di depan banyak teman teman saya. 1 2 Lihat Catatan Selengkapnya Saya akan menceritakan kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini..... Nama saya Muhammad Rakha, biasa dipanggil Rakha, saya lahir pada tanggal 10 Agustus 2003 di Jakarta. Masa kecil saya tidak jauh beda dengan anak-anak kecil yang lainnya, artinya normal, tidak lain dari yang lain. Saat saya berumur 6 tahun, saya masuk sekolah TK Taman Kanak-kanak, waktu TK saya sangat aktif dan tidak mau mengalah, dan waktu TK saya sangat senang dengan pelajaran menggambar. Pada masa-masa TK saya sudah mandiri,,artinya berangkat dari rumah ke TK sendiri tanpa diantar orang tua seperti anak-anak lainnya, dan pulang kerumah sendiri, saya tidak pernah menangis seperti teman-teman yang lainnya. Setelah melewati masa-masa TK, saya lanjut ke SD Sekolah Dasar pada umur 6 tahun, waktu itu saya sudah bisa membaca, jadi pada saat pelajaran membaca, saya tidak pernah disuruh maju kedepan kelas untuk membaca seperti teman-teman yang lainnya, dan itu membuat saya salah sangka pada guru saya, saya mengira kalau guru saya tidak menganggap saya, sampai akhirnya saya tidak mau sekolah lagi. Ketika saya berumur 10 tahun atau pada saat kelas 5 SD, ada murid pindahan dari Jawa. Namanya adalah Desti. Dia adalah orang yang sangat cantik, baik, dan suka menolong. Kami memiliki banyak kesamaan sehingga kami menjadi sahabat. Lalu saya masuk ke sekolah menengah pertama, yang berada di daerah Setiabudi, selama 3 tahun saya selalu menikmati kegiatan setiap harinya disekolah. Dan setiap saya naik kelas pasti saya akan memiliki teman baru karena selalu diacak setiap naik kelas. Akhir semester pun tiba dan saatnya Ujian Nasional. Sebenarnya saya tidak punya tujuan ingin masuk ke SMA ataupun SMK manapun. Yang terpenting adalah saya mendapatkan NEM yang bagus. Setelah ujian nasional, tiba lah waktu pengumuman NEM. Satu hari sebelum pengumuman, saya selalu berdoa agar mendapatkan NEM yang terbaik. Akhirnya saya pun mendapatkan NEM yang bisa dibilang lumayan bagus. Tapi karena saya tidak punya tujuan ingin masuk SMA/SMK, orang tua saya mendaftarkan ke SMK 47 NEGERI JAKARTA jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran BDP. Mungkin hanya itu kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini. Muhammad________Rakha Giveaway skin alucard lone hero sampai S15 Uploaded byAGUS 78% found this document useful 9 votes23K views3 pagesDescriptionkisahCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document78% found this document useful 9 votes23K views3 pagesKisah Singkat Hidupku Dari Kecil Sampai Saat IniUploaded byAGUS DescriptionkisahFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Saya lahir di dalam sebuah rumah balak di Liberty, sebuah pekan yang sangat kecil di Indiana, Semasa saya lahir, ibu bapa saya sudah ada seorang anak lelaki dan dua orang anak perempuan. Kemudian, saya mendapat dua orang adik lelaki dan seorang adik perempuan. SEPANJANG zaman persekolahan saya, tidak banyak perubahan berlaku di pekan saya. Orang yang bersamamu di darjah satu akan tamat sekolah bersamamu. Kamu tahu nama kebanyakan orang di pekan, dan mereka pun kenal kamu. Saya ada enam orang adik-beradik, dan belajar kemahiran berkebun semasa muda Pekan Liberty dikelilingi ladang kecil yang kebanyakannya ladang jagung. Semasa saya lahir, Ayah bekerja untuk seorang peladang tempatan. Semasa remaja, saya belajar memandu traktor dan belajar kemahiran berkebun yang asas. Ayah berusia 56 tahun semasa saya lahir, dan Mak pula berusia 35 tahun. Walaupun Ayah tidak muda, dia sihat dan tegap. Dia suka bekerja keras, dan dia ajar kami untuk menghargai sifat itu juga. Pendapatannya tidak banyak, tetapi dia memastikan kami ada tempat tinggal, pakaian, dan makanan, dan dia selalu bersama kami. Ayah meninggal pada usia 93 tahun, dan Mak meninggal pada usia 86 tahun. Mereka berdua tidak menyembah Yehuwa, tetapi salah seorang daripada adik lelaki saya berkhidmat sebagai penatua sejak aturan penatua bermula pada awal tahun 1970-an. SEMASA SAYA KECIL Mak rajin sembahyang dan akan membawa kami ke gereja Baptis setiap hari Ahad. Saya dengar tentang Tritunggal buat kali pertama semasa berusia 12 tahun. Saya ingin faham ajaran itu, jadi saya tanya Mak, “Bagaimana Yesus boleh jadi Anak dan Bapa pada masa yang sama?” Saya ingat Mak jawab, “Nak, ini misteri. Kita tidak akan memahaminya.” Memang itu misteri! Meskipun begitu, saya masih dibaptis pada usia 14 tahun. Saya direndam tiga kali untuk Tritunggal di sebatang sungai kecil! 1952—Pada umur 17 tahun sebelum menyertai tentera Semasa di sekolah menengah, seorang kawan yang merupakan petinju profesional ajak saya cuba meninju, jadi saya mula berlatih lalu menyertai kelab petinju Golden Gloves. Saya tidak pandai meninju, jadi saya putus asa selepas beberapa kali. Kemudian, saya dikerah menyertai tentera dan dihantar ke Jerman. Di situ, saya dimasukkan ke akademi pegawai tanpa tauliah, kerana atasan saya berasa saya ada bakat memimpin. Mereka mahu saya membina kerjaya dalam bidang tentera, tetapi saya tidak mahu. Jadi selepas tamat tempoh dua tahun, saya bersara secara terhormat pada tahun 1956. Tetapi tidak lama kemudian, saya menyertai khidmat tentera yang sangat berbeza. 1954-1956—Berkhidmat selama dua tahun dalam Tentera LEMBARAN HIDUP BAHARU Sebelum mengenali kebenaran, saya telah belajar untuk kelihatan macho, iaitu gambaran lelaki sejati menurut wayang dan pandangan masyarakat. Bagi saya, penginjil tidak cukup macho. Tetapi kemudian saya belajar sesuatu yang mengubah hidup saya. Suatu hari, semasa saya memandu kereta merah saya di pekan, dua orang gadis yang saya kenal melambai-lambai kepada saya. Mereka ialah adik perempuan kepada suami kakak saya, dan mereka ialah Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka pernah beri saya majalah Watchtower dan Awake!, tetapi saya rasa isi Watchtower terlalu dalam. Kali ini, mereka jemput saya untuk menghadiri Pembelajaran Buku Sidang, iaitu pertemuan kecil di rumah mereka untuk mengkaji dan membincangkan Bible. Saya kata saya akan mempertimbangkan jemputan mereka. “Kamu janji?” tanya dua orang gadis itu sambil tersenyum. Saya jawab, “Ya, saya janji.” Saya agak menyesal, tetapi saya mahu menepati janji. Jadi saya pun hadir pada malam itu. Saya sangat kagum dengan kanak-kanak di situ. Saya tidak percaya mereka begitu pandai tentang Bible! Setelah pergi gereja begitu lama dengan Mak, pengetahuan Bible saya sikit sahaja. Sekarang saya mahu tahu lebih banyak, jadi saya setuju untuk belajar Bible. Awal-awal lagi saya diberitahu bahawa nama Tuhan Yang Maha Kuasa ialah Yehuwa. Dahulu semasa saya tanya Mak tentang Saksi-Saksi Yehuwa, dia kata, “Oh, mereka sembah seorang lelaki tua yang bernama Yehuwa.” Sekarang, barulah mata saya terbuka! Saya maju dengan cepat kerana saya tahu saya sudah menemui kebenaran. Hampir sembilan bulan setelah menghadiri perjumpaan itu, saya dibaptis pada Mac 1957. Pandangan saya terhadap kehidupan telah berubah. Semasa terfikir tentang perangai macho saya dahulu, saya bersyukur kerana Bible mengajar saya maksud sebenar lelaki sejati. Yesus sempurna, dan semua “abang macho” di dunia ini akan kalah teruk jika dibandingkan dengan kekuatan dan tenaganya. Tetapi dia tidak bergaduh. Sebaliknya, semasa “dia diseksa dan ditindas,” dia menanggungnya dengan sabar, seperti yang dinubuatkan. Yes. 532, 7 Saya belajar bahawa pengikut sejati Yesus perlu “baik hati terhadap semua orang.”​—2 Tim. 224. Tahun berikutnya, tahun 1958, saya mula merintis, tetapi tidak lama kemudian saya perlu berhenti seketika. Mengapa? Kerana saya memutuskan untuk berkahwin. Siapa isteri saya? Gloria, salah seorang daripada dua orang gadis yang mengajak saya ke Pembelajaran Buku Sidang! Saya tidak pernah menyesali keputusan itu. Gloria telah menjadi permata hati saya sejak hari itu sampai sekarang. Bagi saya, dia seperti batu permata Hope, salah satu intan yang termahal di dunia, dan saya sangat gembira kerana dapat mengahwininya. Sekarang, Gloria akan menceritakan serba sedikit tentang dirinya “Saya ada 16 orang adik-beradik, dan Mak ialah seorang Saksi yang setia. Dia meninggal semasa saya berumur 14 tahun, ketika Ayah baru mula belajar Bible. Memandangkan Mak sudah tiada, Ayah meminta pengetua sekolah membenarkan saya dan kakak saya, yang di kelas menengah tinggi, menghadiri kelas secara selang-seli setiap hari. Dengan itu, salah seorang daripada kami dapat jaga adik-adik di rumah dan menyiapkan makanan malam sebelum Ayah pulang dari kerja. Pengetua kami setuju, maka kami mengikut aturan itu sehingga kakak saya tamat sekolah. Dua keluarga Saksi telah mengajar kami Bible, dan 11 orang antara kami adik-beradik telah menjadi Saksi. Saya suka menginjil, tetapi saya ini pemalu. Jadi, Sam bantu saya mengatasinya secara beransur-ansur.” Saya dan Gloria berkahwin pada Februari 1959 dan mula merintis bersama-sama. Pada bulan Julai tahun itu, kami memohon untuk khidmat Bethel, kerana kami ingin berkhidmat di ibu pejabat sedunia. Seorang saudara yang pengasih di Bethel, Simon Kraker, telah menemu duga kami. Dia memberitahu kami bahawa Bethel tidak mengambil pasangan suami isteri pada waktu itu. Keinginan kami untuk berkhidmat di Bethel tidak pernah pudar, tetapi kami perlu tunggu sangat lama sebelum hasrat itu tercapai! Semasa kami menulis kepada ibu pejabat sedunia dan minta dihantar ke tempat yang lebih memerlukan bantuan, kami hanya diberi satu pilihan Pine Bluff, Arkansas. Ketika itu, ada dua buah sidang di situ​—sidang orang putih dan sidang orang berkulit hitam. Kami dihantar ke sidang orang berkulit hitam, yang ada kira-kira 14 orang penyiar. MENGHADAPI MASALAH PENGASINGAN KAUM Mengapakah sidang Saksi-Saksi Yehuwa dibahagikan mengikut bangsa? Jawapannya secara ringkas ialah Kami tiada pilihan pada zaman itu. Pertemuan yang dihadiri pelbagai bangsa diharamkan di sisi undang-undang dan mungkin mencetuskan keganasan. Di banyak tempat, jika saudara saudari berbilang bangsa berkumpul untuk beribadat, Dewan Perjumpaan mereka mungkin dimusnahkan, dan hal itu pernah berlaku. Jika Saksi berkulit hitam menginjil dari rumah ke rumah di kawasan orang putih, mereka akan ditahan dan mungkin dibelasah. Jadi, untuk melakukan kerja penyebaran, kami mematuhi undang-undang dan berharap keadaannya akan berubah suatu hari nanti. Semasa kami menginjil di kawasan orang berkulit hitam, ada kalanya kami terketuk pintu orang putih, jadi kami perlu segera memutuskan sama ada kami akan membuat penyampaian yang singkat atau meminta maaf lalu beredar. Itulah cabaran di sesetengah tempat pada masa itu. Kami perlu bekerja keras untuk cari makan dan terus merintis. Kebanyakan kerja kami membayar gaji tiga dolar sehari. Gloria membuat kerja pembersihan di beberapa tempat, dan saya dibenarkan membantunya di salah sebuah rumah supaya kerjanya disiapkan dengan lebih cepat. Kami diberi bekal makanan tengah hari untuk dikongsi sebelum beredar. Setiap minggu, Gloria akan menyeterika baju untuk sebuah keluarga. Saya pula membuat kerja di luar seperti mencuci tingkap dan sebagainya. Di rumah sebuah keluarga orang putih, Gloria akan cuci tingkap dari dalam manakala saya akan cuci dari luar. Kerja itu makan masa sepanjang hari, jadi kami diberi makanan tengah hari. Gloria akan makan di dalam rumah tetapi berasingan dengan keluarga itu, dan saya pula makan di luar. Saya tidak kisah pun. Makanan itu sedap, dan keluarga itu baik. Mereka hanya terkunci oleh sistem dan fikiran zaman itu. Pernah sekali selepas kami isi minyak kereta di stesen minyak, saya tanya pekerja di sana sama ada Gloria boleh guna tandas. Orang itu pandang saya dengan garang dan kata, “Sudah kunci.” KEBAIKAN HATI YANG TETAP DIKENANG Meskipun begitu, kami sangat menikmati kerja penyebaran dan pergaulan bersama rakan seiman. Apabila kami baru sampai di Pine Bluff, kami tinggal dengan hamba sidang di situ. Isterinya bukan Saksi, jadi Gloria mula belajar bersamanya. Saya pula belajar dengan anak perempuan dan menantu mereka. Akhirnya, ibu itu dan anak perempuannya telah dibaptis. Kami ada kawan baik dalam sidang orang putih. Mereka akan jemput kami makan di rumah, tetapi hanya semasa hari sudah gelap. Pada zaman itu, Ku Klux Klan KKK, sebuah pertubuhan yang suka membangkitkan semangat perkauman dan keganasan, sangat aktif. Saya ingat pada suatu malam Halloween, saya nampak seorang lelaki sedang duduk di depan rumahnya dengan memakai kain putih berhud, pakaian yang biasa digunakan oleh ahli KKK. Tetapi keadaan itu tidak menghalang saudara saudari daripada bermurah hati. Pernah sekali, kami tidak cukup wang untuk pergi ke konvensyen, jadi seorang saudara membeli kereta Ford tahun 1950 kami untuk membantu kami. Sebulan kemudian, setelah penat berjalan dari rumah ke rumah di bawah panas terik dan mengadakan pembelajaran Bible, kami pulang dan nampak kereta kami di depan rumah! Di atas cermin kereta terdapat satu nota “Terimalah kereta kamu sebagai hadiah daripadaku. Saudaramu.” Saya juga tidak akan lupa apa yang berlaku pada tahun 1962, semasa saya dijemput untuk menghadiri Sekolah Bible untuk Saudara Terlantik di Lansing Selatan, New York. Kursusnya mengambil masa satu bulan dan bertujuan melatih saudara yang menyelia sidang, litar, dan distrik. Tetapi saya menganggur dan tidak cukup wang ketika itu. Sebuah syarikat telefon di Pine Bluff telah menemu duga saya dan memutuskan untuk mengupah saya sebagai pekerja berkulit hitam yang pertama dalam syarikat mereka. Apakah yang harus saya buat? Saya tiada wang untuk pergi ke New York, jadi saya bercadang untuk menerima kerja itu dan tidak pergi ke Sekolah Bible. Semasa saya hendak menulis surat untuk menolak jemputan itu, sesuatu yang sangat istimewa telah berlaku. Seorang saudari di sidang kami, yang suaminya tidak seiman, mengetuk pintu kami pada satu pagi dan memberi saya sebuah sampul berisi wang. Selama berminggu-minggu, dia dan beberapa anak kecilnya bangun pagi-pagi buta untuk mencabut lalang di ladang kapas supaya mereka dapat mengumpulkan wang bagi saya untuk pergi ke New York. Saudari itu berkata, “Belajarlah banyak-banyak di sekolah supaya kamu dapat pulang dan ajar kami nanti!” Kemudian, saya bertanya kepada syarikat telefon itu sama ada saya boleh mula bekerja lima minggu lebih lewat. Jawapannya sangat jelas “Tidak!” Tetapi saya tidak kisah. Saya sudah membuat keputusan, dan saya sangat gembira kerana tidak menerima kerja itu! Beginilah cerita Gloria tentang masa kami di Pine Bluff “Saya jatuh cinta dengan kawasan itu! Saya ada 15 hingga 20 orang pelajar Bible. Selepas menginjil dari rumah ke rumah pada sebelah pagi, kami akan mengadakan pembelajaran Bible, kadang-kadang sampai pukul 11 malam. Saya sangat suka khidmat ini dan ingin terus melakukannya. Sebenarnya saya keberatan untuk menyertai kerja lawatan, tetapi Yehuwa ada rancangan lain untuk kami.” KEHIDUPAN DALAM KERJA LAWATAN Semasa merintis di Pine Bluff, kami memohon untuk menjadi perintis khas. Kami rasa itulah hala tuju kami dan kami sangat menantikannya. Mengapa? Sebab penyelia distrik mahu kami berkhidmat dalam sebuah sidang di Texas sebagai perintis khas. Tetapi setelah lama menunggu, peti surat kami kosong sahaja. Akhirnya, pada Januari 1965, kami menerima sepucuk surat. Kami ditugaskan untuk buat kerja litar! Saudara Leon Weaver, kini koordinator Jawatankuasa Cawangan juga menjadi penyelia litar pada masa yang sama. Saya sangat gementar setelah diberi tugasan ini. Kira-kira setahun sebelum itu, James A. Thompson, Jr., penyelia distrik kami, telah memeriksa kelayakan saya. Dia memberitahu saya sesetengah aspek yang perlu saya tingkatkan dan menyebut kemahiran yang diperlukan oleh penyelia litar. Tidak lama selepas saya mula membuat kerja lawatan, saya sedar nasihatnya memang berguna. Selepas saya dilantik, Saudara Thompson menjadi penyelia distrik pertama yang berkhidmat bersama saya. Banyak yang saya belajar daripada saudara yang setia itu. Saya menghargai bantuan daripada saudara rohani yang setia Waktu itu, penyelia litar tidak diberi banyak latihan. Selama satu minggu, saya memerhatikan bagaimana seorang penyelia litar membuat lawatannya. Minggu seterusnya dia akan melihat bagaimana saya melawat sidang yang lain dan memberi saya cadangan. Selepas itu, kami harus membuat lawatan tanpa bantuannya. Saya pernah beritahu Gloria, “Kenapa dia harus tinggalkan kami sekarang?” Namun, saya kemudiannya belajar sesuatu Jika kamu rela dibantu, kamu selalu akan jumpa saudara-saudara yang baik, yang dapat membantu kamu. Saya masih menghargai bantuan daripada saudara yang berpengalaman, seperti J. R. Brown yang membuat kerja lawatan ketika itu, dan Fred Rusk dari Bethel. Semangat perkauman sangat membara masa itu. Pernah sekali, KKK mengadakan perarakan semasa kami melawat sebuah pekan di Tennessee. Pada masa lain, semasa kumpulan menginjil kami berehat di restoran, saya pergi ke tandas. Tiba-tiba, seorang lelaki berbadan besar dan ada tatu yang membanggakan orang putih, berdiri dan mengekori saya. Tetapi seorang saudara orang putih, yang saiznya jauh lebih besar daripada saya dan lelaki itu, segera datang dan tanya, “Saudara Herd, semuanya ok?” Lelaki itu cepat-cepat beredar tanpa menggunakan tandas. Selama ini, saya telah melihat bahawa sikap prasangka tiada kaitan dengan kulit kita; semuanya disebabkan dosa Adam yang menjangkiti kita. Saya juga belajar bahawa saudara kita tetap saudara kita, tidak kira warna kulit mereka, dan mereka sanggup mati untuk kita jika perlu. SEKARANG KAYA Kami menghabiskan 33 tahun dalam kerja lawatan, termasuk 21 tahun dalam kerja distrik. Sepanjang masa itu, hidup kami kaya dengan berkat dan pengalaman yang menggalakkan. Namun, ada satu lagi berkat yang bakal tiba. Pada Ogos 1997, hasrat yang tersimpan sekian lama akhirnya dikabulkan. Hampir 38 tahun selepas permohonan kami yang pertama, kami dijemput ke Bethel Amerika Syarikat. Bulan berikutnya, kami mula bekerja di Bethel. Saya sangka saya hanya akan berkhidmat untuk sementara sahaja, tetapi saya sudah silap. Gloria, permata hatiku dari dulu sampai sekarang Mula-mulanya, saya ditugaskan ke Bahagian Kerja Penyebaran. Saya belajar banyak hal di situ. Saudara-saudara dalam bahagian itu perlu mengurus banyak soalan yang sensitif dan rumit daripada badan penatua dan penyelia litar di seluruh negara. Saya bersyukur kerana mereka sangat sabar dan rela melatih saya. Namun, saya rasa jika saya ditugaskan ke situ lagi, saya masih seperti budak baru belajar. Saya dan Gloria suka kehidupan di Bethel. Kami sudah biasa bangun awal, dan tabiat itu memang sesuai untuk kerja Bethel. Kira-kira setahun kemudian, saya menjadi pembantu kepada Jawatankuasa Penyebaran bagi Badan Pimpinan, dan dilantik sebagai ahli Badan Pimpinan pada tahun 1999. Tugasan ini mengajar saya banyak perkara, tetapi pengajaran terpenting yang sentiasa saya ingat ialah Kepala sidang Kristian bukanlah mana-mana manusia, melainkan Yesus. Sejak tahun 1999, saya berpeluang menganggotai Badan Pimpinan Saya rasa hidup saya agak mirip dengan Nabi Amos. Yehuwa telah memerhatikan seorang gembala miskin yang menjaga sejenis pokok ara yang buahnya hanya dimakan orang miskin. Tetapi Tuhan melantiknya sebagai nabi, tugasan yang cukup istimewa. Amo. 714, 15 Begitu juga, Yehuwa memerhatikan saya, anak seorang peladang miskin di Liberty, Indiana, dan melimpahi saya dengan berkat yang tidak terkira! Ams. 1022 Saya memang orang miskin semasa kecil, tetapi sekarang saya dilimpahi kekayaan rohani yang tidak pernah saya bayangkan!

kisah hidup sejak kecil sampai sekarang